Saat membaca materi dari Kak Galuh tentang literasi, Saya seperti dibangunkan dari bobok panjang yang melenakan. Saya kok sombong betul ya selama ini merasa diri sudah kaya gagasan. Padahal, menjadi seorang penulis itu membawa konsekuensi tanggung jawab keilmuan. Bagaimana mungkin Saya bisa membuahkan karya yang mengisi jiwa pembaca, bila Saya sendiri tak mengisi jiwa Saya sendiri dengan gagasan Yang mendukung buku Saya kelak.
Maka, ketika tugas minggu pertama adalah mempertanyakan diri; Apa yang hendak kita lakukan untuk membangun budaya literasi dalam diri kita. Maka inilah sekiranya yang akan Saya ikhtiarkan:
1. Tilawah Qur'an beserta membaca artinya, target satu hari minimal dua halaman mushaf, ini dengan tujuan agar sedikit tapi komit. Kemudian juga agar membaca maknanya lebih memahami, tidak tergesa.
2. Saya sangat sangat suka membaca buku, sejak kecil buku bagi Saya adalah rekreasi, bahkan ketika itu a adalah buku referensi ataupun surat kabar. Namun, karena time management Saya yang kembali tidak tertib, Saya banyak berhutang pada satu lemari buku yang belum ada yang Saya baca hingga khatam. Maka Saya berazam akan Saya mulai minggu ini. Pertama Saya akan membaca buku referensi dengan menargetkan satu minggu satu buku, sudah berikut resumenya.
3. Membaca buku fiksi, utamanya novel, setiap hari Jum'at. Alasannya; Sudah menjelang weekend dan pada saat istirahat Jumatan waktunya lebih lama. Hal ini agar pikiran dapat tamasya, dan berlatih theater of mind.
4. Berlatih menulis cerita mini, fiksi singkat. Setidaknya satu bulan satu cerita.
5. Membaca di depan anak, artinya memperlihatkan kepada anak untuk membangkitkan minat suka buku dengan cara menjadi role model
Hal diatas yang nomor satu akan Saya lakukan ketika selesai masa nifas Saya, dan yang ketiga akan Saya lakukan ketika Sudah mulai masuk kerja kembali. Sampai dengan awal Desember saya baru akan melakukan ikhtiar nomor dua.
Sesungguhnya tantangannya sungguh besar, sebab masih dalam proses merawat newborn, menyusui, stok ASIP dan yang pualing menantang adalah berkomunikasi dan menghadapi sang kakak yang masih cemburu dengan adiknya. Bismillah...mari kita ikhtiarkan.
Alhamdulillah, senang sekali bisa mengetahui rencana-rencana yang mbak buat dalam menumbuhkan budaya literasi dalam diri.
ReplyDeletesaya sepakat, makin banyak yang kita tahu dari membaca, makin terasa sekali jika sesungguhnya kita tidak tahu apa-apa. karenanya semangat ini harus terus ada demi mengisi "ketidaktahuan" kita sebagai hambaNYa yang lemah.
budaya literasi yang tumbuh dalam diri adalah cara sebenarnya kita untuk semakin mengenal diri sendiri.
orang tua literatakan menularkan berbagai wawasan yang luas pada anak-anaknya secara tak disadari. benih-benih pemikiran yang hadir dari hasil kontemplasi literasi itu sejatinya adalah sebaik-baik warisan untuk anak-anak dalam menjalani kehidupan mereka kelak tanpa kita.
selamat menjalankan rencana. selamat menikmati setiap proses yang terjadi menyertainya. salam literasi.