Ketika
kita menjadi orangtua, dan anak kita beranjak semakin besar, maka
setiap orangtua pasti ada masa dimana ia akan terkaget-kaget dengan
perkembangan sang anak. Kadang sungguh diluar dugaan, orangtua lah yang
justru belajar pada anak, bukan sebaliknya. Saat berlatih bersuara ramah
di hari ketiga ini, Saya mulai nyaman dengan kebiasaan bertutur dengan
nada standar. Pengalaman paling unik Hari ini adalah ketika anak saya
merengek-rengek terhadap satu permintaan. Saat itu Saya bersikap tegas
menolak dengan lembut, Saya jelaskan mengapa Saya tidak membolehkannya.
Rengekan itu berulang dan berulang...namun Saya tetap pada pendirian dan
ketentuan.
Anak
Saya memiliki trik baru, ia akan bersikap protes dengan mimik sedih,
tersungkur bersujud di lantai, merengek-rengek pelan manja bahkan kadang
berurai air mata. Hari ini dia lakukan trik yang sama, sebab pernah satu
kali dengan sikap begitu lalu Saya kabulkan permintaannya, saat itu
tentu saya iba karena baru sekali ia begitu. Lalu saat hari ini dia
gunakan cara yang sama, Saya jadi tersadar akan pola ini. Cerdas sekali
ya anak-anak itu ma Syaa Allah... namun demikian follow the child juga
dengan catatan.
Konsep
follow the child harus diimbangi juga dengan arahan larangan apabila
sudah bersinggungan dengan potensi bahaya dan potensi pelanggaran adab
yang anak lakukan. Dalam hal latihan komunikasi Kami hari ini, Saya
mencoba memahamkan pada anak bahwa Ada adab berkegiatan yang anak saya
belum patuhi. Ada konsekuensi Dan komitmen atas code of conduct
berkegiatannya yang ia harus terima. Tentu pelarangan ini masih dalam
kerangka menjaga fitrah anak dengan menjaga egosentrisnya, namun dengan
tambahan belajar konsekuensi.
Rasanya
sangat menyenangkan sekali hari ini, Saya berhasil tanpa teriakan atau
nada tinggi pada anak Saya. Rasanya sangat nyaman terutama untuk diri
Saya, Saya merasa sangat berdaya dengan latihan ini. Semoga esok
setidaknya masih sama, tanpa nada tinggi. Hingga seterusnya, bahkan
berkata dengan senyum walopun marah. Aamiin.

No comments:
Post a Comment