Sunday, February 12, 2017

10. Hold Our Judgement, please...!

Berkomunikasi lekat sekali dengan kebiasaan menyimpulkan terlalu dini. Setidaknya itulah yang terjadi di keluarga saya. Apalagi jika kesimpulan tersebut bermuara pada judging someone. Asumsi-asumsi yang menjadi referensi di otak biasanya nakal untuk diutarakan tanpa adanya konfirmasi.

Tantangan hari kesepuluh ini tidak luput dari hal tersebut. Dua kali suami saya menyimpulkan apa yang saya sampaikan tidak tepat.

Adegan #1

Bunda    : Ayah ini lihat Instagram feed teman bunda yang anaknya kyai DH, lihat statusnya (saya tunjukkan kalimat status teman saya tersebut, salah satu nukilan terjemahan ayat Al Qur'an dalam terjemah Bahasa Inggris)

Ayah       : (memerhatikan tapi tidak terlalu menyimak) Aaaah xxxxx itu!!

Bunda     : Lho, ini disimak artinya (suami saya sering lambat mencerna jika ada kalimat terjemah dalam Bahasa Inggris) saya jelaskan, beliau ini bla bla bla.....

Ayah        : Ooo hehe, iya ding

Adegan #2

Kami mampir ke sebuah minimarket, untuk membeli sebuah barang. sebelum masuk saya sempat mengingatkan perihal kegiatan A, suami lalu berargumen, menurut dia apa yang saya sampaikan tidak tepat, saya argumen balik dengan dasar hukum. Kemudian suami berpikir, diam dan melanjutkan masuk ke mini market tersebut, melanjutkan kegiatan pembelian barang. Saya tidak ikut ke dalam minimarket. Saya tunggu di motor.

Sambil menunggu suami, saya cek scanning wa message, rupanya ada info yang dibutuhkan suami saya untuk kegiatan esok dan saya yakin suami belum terinfo maka saya forward ke suami. Saat saya pegang handphone tersebut tidak lama suami selesai melakukan pembelian dan kembali ke motor. Melihat saya pegang handphone langsung berkomentar

Ayah   : Mainan hape juga sesuatu yang tidak disukai Allah!

Bunda : Mainan????? Maksud Ayah bunda ini sedang mainan?? (Sudah dalam kondisi tidak senang karena dituduh dan dihakimi atas sesuatu yang tidak dilakukan)

Ayah lihat dulu, ini Bunda sedang forward info untuk ayah.... Ini ada rundown bla bla bla.....

Kenapa ayah masih suka menarik kesimpulan terlalu dini?? Sebaiknya ayah konfirmasi dan klarifikasi atas apa yang ayah asumsikan. Tahan dulu pernyataan judging sampai ayah sudah klarifikasi dan konfirmasi dari sumber yang jelas dan valid. Tabayyun. Kalo ayah kurang yakin baiknya tanya dulu, apa iya jika x maka y?Ingat pesan Allah jangan berprasangka, karena sebagian dari prasangka adalah dosa.
-------------

Saya rasa penting bagi pasangan untuk memahami hal seperti ini karena jika tidak, maka khawatir akan membawa dampak sikap yang sama terhadap anak. Kita sering lupa tidak melakukan konfirmasi dan klarifikasi dulu tapi sudah langsung menuduh. Kalimat yang sering saya hadapi ketika kecil : "Kamu sih gak hati hati! Jatuh deh". Padahal nyatanya saya sudah berusaha hati hati, menuduh saya gak hati hati membuat rasa sakit hati sekan saya gak dipercaya. Alangkah lebih enak pernyataan yang keluar dari Mama saya, "Oh jatuh ya, tadi kira kira kenapa ya yang menyebabkan jatuh?" Lebih menyenangkan rasanya.

PS: menyadari bahwa tantangan kesepuluh ini out of deadline. Disebabkan oleh hal syar'i inshaAllah. Namun tidak menyurutkan komitmen untuk konsisten posting dan menulis. Tidak akan terhenti hanya sampai sepuluh. Karena manfa'atnya jauuuhhh lebih real melampaui tugasnya itu sendiri

#hari kesepuluh
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

No comments:

Post a Comment