Suami saya merupakan tipe
pendengar apabila dijelaskan suatu perkara, harus diulang dua tiga kali.
Apalagi jika hal tersebut merupakan suatu hal yang harus diingat. Paling sering
adalah peristiwa ketika saya mengingatkan tempat makan yang pernah kami
kunjungi sebelumnya. Seperti malam ini saya mengajaknya makan di tempat makan
yang menjual seafood yang kami datangi minggu lalu.
Kali ini, saya praktekkan dua hal:
1.
Katakan yang kita inginkan, bukan yang tidak kita inginkan,
Ayah :
Makan apa ya Bund?
Bunda :
Bunda kepingin makan lele
Ayah :
Yang dimana ya? Itu mau?? (menunjuk suatu tempat)
Bunda :
Engga, Bunda pingin yang di tempat
seafood yang pernah kita makan disana diKalimulya sana (saya juga sambil menunjukkan arah)
2. 2 C, Clear and Clarify
Ayah : Yang dimana ya?
Bunda : Itu Lho yang kita pernah makan malam-malam yang
ke arah sana
Ayah : Yang mana sih?
Bunda : Yang tenda
Ayah : Iya tenda yang mana
Suami masih belum ingat, saya mulai
mencari teknik penjelasan lain yang bisa memancing memori
Bunda : Yang ada seafoodnya, yang kita makan cumi,
kangkung…
Ayah : Oooohhh…yay a ya yaaa…OK!!
So, hal simple,
begitulah suami saya, kelemahannya pada mengingat tempat. Hampir setiap
mengajak mengingat tempat yang pernah
didatangi, harus menggunakan minimal tiga jembatan keledai, agar ingat. Dengan
cara begini saya tidak perlu marah karena suami lupa, saya hanya perlu membuat
strategi baru untuk mengubah jembatan keledai saya agar jelas.
#harikedelapan
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
No comments:
Post a Comment